Bus Kramat Djati |
Hari Senin tanggal 29 Oktober 2018 seperti biasanya saya kuliah dari pagi sampai sore hari. Saat jam istirahat, buka pesan salah satu grup di whatsapp, teman saya mengabari bahwa dia nggak jadi naik PO Kramat Djati bus 6 dari Jakarta menuju Solo untuk pemberangkatan hari Sabtu tanggal 3 November 2018 pukul 15:00. Tanpa berpikir panjang saya langsung memesan tiket ini dan sore harinya saya cod ketemu dengan dia untuk melunasi tiket Kramat Djati tersebut.
Hari terus berganti, dan pada saat hari H saya sempat bimbang karena pada pagi sampai siang harinya ada urusan lain takut nggak terkejar naik bus ini. Untungnya semua urusan tersebut selesai jam 1 siang dan dengan secepat langkah kaki saya langsung menuju agen PO Kramat Djati Pondok Pinang untuk mengkonfirmasi keberangkatan saya. Menuju lokasi saya ga sendirian, saya bersama salah satu teman saya yang bersedia mengantar hingga ke agen.
Bus 6 Jakarta-Ponorogo Jetbus HDD2+ Hino RN285 |
Duduk di seat terdepan |
Berangkat menaiki KRL Commuter Line sambung bus Transjakarta, sempat deg-degan karena jam sampainya ngeri mepet. Dan benar saja pukul 14:40 saya turun di halte busway Pondok Pinang yang tidak jauh dari agen dan dari kejauhan bus yang akan saya naiki sudah masuk agen. Setibanya di agen saya langsung bergegas ke petugas agen untuk mengambil tiket yang telah dibayar. Setelah itu saya berpamitan dengan teman saya dan mengucapkan terima kasih karena telah meluangkan waktu bersama.
bukti tiket pesan via online |
Tidak menunggu lama, pukul 14:58 (awal 2 menit dari jadwal) bus berangkat dari agen Pondok Pinang menuju tujuan akhir Ponorogo via Semarang Solo Sragen Ngawi Madiun, dan saya turun di Solo sesuai dengan relasi di tiket. Tak berselang lama, penumpang dibagikan snack berisi roti isi daging, dan air mineral gelas. Okupansi penumpang kala itu sangat bagus, dari total 28 kursi, 24 diantaranya telah diisi. Masuk tol langsung disambut kemacetan gara-gara kecelakaan lalu lintas. Selepas melewati biang kemacetan, jalan tol kembali lancar dan bus dapat melaju lebih cepat. Selang beberapa saat bus keluar tol Jatiwarna untuk menaikkan 4 penumpang dari sini. Abis itu bus berangkat kembali dengan okupansi full 100% terisi semua.
Isi snack |
Jati Warna |
Masuk kembali ke jalan tol JORR perjalanan mulai tersendat dari Jatiasih sampai Cikunir. Seperti biasa penyebab macet karena proyek LRT, proyek tol layang serta pertemuan arus dari arah tol Cawang dan tol Cilincing. Butuh waktu sampai berpuluh-puluh menit untuk "terbebas" dari simpang tol yang dikatakan sangat menguras kesabaran ini. Setelah melewati Cikunir bus akhirnya memasuki tol Jakarta-Cikampek, perjalanan sangat lancar walaupun cuaca diluar kala itu hujan deras.
Kemacetan di simpang Cikunir |
Kondisi semakin syahdu karena supir memutarkan musik-musik band lawas seperti ST12 dan Peterpan. Alunan musik, deru suara wiper dan rintikan air hujan menambah manja suasana. Jam 5 sore lewat sedikit bus masuk gerbang tol Cikarang Utama, biasanya kondisi macet tapi kali ini sangat lancar, bahkan saat melewati Karawang sekalipun kondisi jalan tol relatif kondusif, justru arah sebaliknya yang mengalami tersendat.
Tol Jakarta-Cikampek yang sangat lancar |
Pukul 17:42 bus memasuki tol Cipali kecepatan bus masih tetap santai, cuaca masih diselimuti gerimis rintik-rintik, dan musik masih menemani perjalanan ini. Mata saya terus terayun-ayun menahan kantuk hingga akhirnya saya tertidur. Bangun-bangun bus sudah keluar tol, petanda bus akan singgah di rumah makan untuk melakukan service makan malam kepada penumpang. Jam setengah 7 malam lebih dikit tibalah saya di Rumah Makan Singgalang Jaya di wilayah Cikamurang, Subang, Jawa Barat.
Add caption |
Turun dari bus langsung menukarkan kupon makan ke petugas. Setelah itu penumpang diarahkan ke tempat prasmanan yang telah disajikan, makanan yang tersedia antara lain nasi putih, ayam goreng filled, sayur kacang panjang, mentimun, dan sambal, serta tidak ketinggalan segelas teh hangat manis.
Makanan prasmanan |
Setelah selesai makan saya menikmati keadaan sekitar dirumah makan Singgalang Jaya, suasana sangat hening dan sesekali 1-2 kendaraan lewat. Untuk kondisi rumah makannya sangat bersih, meja makan sangat banyak, dan juga stopkontak yang terletak di penjuru pilar bangunan yang sangat melimpah. Selain PO Kramat Djati, bus-bus yang singgah di rumah makan ini antara lain PO Lorena-Karina dan PO Titian Mas.
lauk prasmanan yang disajikan |
Rumah makan yang cenderung bersih dan modern |
Bus Kramat Djati yang lain, otw menuju Jakarta |
Add caption |
Di pelataran parkiran hanya ada 2 bus Kramat Djati yang sedang beristirahat sembari menunggu waktu berangkat, yaitu bus yang saya naiki dan bus lainnya dengan rute Denpasar-Jakarta. Suasana begitu sepi, hanya ditemani suara jangkrik dan deru suara mesin bus. Pukul 19:17 bus diberangkatkan dari rumah makan dan melanjutkan perjalanan kembali menuju Ponorogo, cuaca gerimis masih menyelimuti perjalanan. Karena keadaan yang nggak bisa ditolerin akhirnya saya tertidur kembali.
Seat yang bikin tertidur pulas |
Bangun-bangun bus sudah berada di jalan Pantura, entah berapa lama saya tertidur. Selang beberapa saat lewatlah sebuah persimpangan, bus ambil jalan lurus dan ternyata saya baru memasuki kota Tegal. Jalanan dikota ini masih cukup ramai oleh kendaraan pribadi, selepas kota Tegal sampai Pemalang perjalanan ditemani oleh beberapa bus malam dengan arah yang sama dan iring-iringan truk. Sempat jalan bebarengan bus Kramat Djati saya dengan bus Laju Prima dan Haryanto, saling mengejar satu sama lain menjadi yang terdepan. Sayang lagi-lagi karena tuntutan keadaan saya kembali tertidur, bangun-bangun bus masuk di Rumah Makan Sari Rasa Kendal untuk melakukan kontrolan, yang berarti saya telah melewati kota Pekalongan dan Batang akibat ketiduran tadi.
Selepas Rumah Makan saya mencoba duduk di smoking room yang terletak dibaris kanan belakang samping toilet, di smoking room ini penumpang diperbolehkan merokok dan dilengkapi fasilitas ventilasi udara, kaca geser dan tempat tatakan ampas batang rokok. Sehabis dari smoking room saya kembali ke seat semula dan lagi-lagi tertidur pulas, bangun-bangun bus sudah berada di Salatiga.
Iring-iringan sama Gunung Harta |
Saat berada di jalan Salatiga-Boyolali bus sempat iring-iringan dengan bus Gunung Harta dan Agramas, dan juga saling berusaha menyusul satu sama lain. Hingga melewati kota Boyolali, Kartasura, sampai masuk Solo bus tetap berjalan saling susul-menyusul. Hingga akhirnya jam 3 kurang beberapa menit sampailah ditujuan saya yaitu terminal Tirtonadi Solo. Saya bersama 2 penumpang lain turun disini, dan bus melanjutkan perjalanan kembali menuju tujuan akhirnya yaitu kota Reog, Ponorogo. Dari sini saya berencana menuju Yogyakarta karena nggak afdol rasanya berkunjung ke Jawa Tengah tapi ga singgah ke Yogyakarta 😆
Tiba Solo dini hari sekitar jam 3 krg |
Kesimpulan dalam perjalanan ini, kenyamanan adalah hal yang terutama dalam layanan bus Kramat Djati ini. Kecepatan relatif konstan, menjadikan bus ini cocok buat yang menyukai perjalanan santai. Ditambah interior yang lapang karena berkapasitas 28 tempat duduk membuat orang dengan tinggi badan 170cm masih bisa bergerak leluasa. Dari segi waktu jam masuk Solo sangat awal karena masih dini hari, tapi buat yang turun di Madiun atau Ponorogo sangat pas karena waktu sampainya selepas subuh dan sudah ada aktivitas masyarakat. Semoga Kramat Djati terus mempertahankan kenyamanan yang telah ada dan menjadi primadona bus tanah Reog dikelasnya.
Fasilitas bus
Air conditioner
Seat 2+2 (28 kursi)
Reclining seats
LCD TV/DVD
Bantal & selimut
Leg rest
Service makan 1x
Snack
Stopkontak
Toilet
Smoking room
Tarif normal
Jakarta-Solo Rp 210.000
Jakarta-Madiun-Ponorogo Rp 235.000
Catatan waktu menyeluruh
14:58 Pondok Pinang
15:40-15:54 Jati Warna
16:29 Simpang Cikunir
17:02 GT Cikarang Utama
17:42 Tol Cipali
~~ tidur~~
18:40-19:17 RM Singgalang Jaya
~~ tidur ~~
21:26 Tegal
22:04 Pemalang
~~ tidur ~~
23:52 control RM Sari Rasa
~~ tidur ~~
01:55 Salatiga
02:16 Boyolali
02:53 Tirtonadi Solo