|
Jepara, adalah suatu kota yang terletak di Pantai Utara Jawa. Berjarak kurang lebih 65 km dari Semarang, kota ini menjadi destinasi wisata yang menarik karena memiliki pantai yang bagus-bagus, ditambah Jepara terhubung dengan akses kapal ferry menuju kepulauan Karimun Jawa yang terkenal akan keindahannya.
Pada tanggal 14 November 2018, dari Jepara saya bersama 2 teman saya hendak balik menuju Jakarta (via Bogor) dengan menggunakan salah 1 bus termewah Agramas yaitu berbodi Jetbus SHD3 dengan sasis Scania K410iB. Bus ini terkenal karena kecepatan dan kenyamanannya. Disini kami sudah menebus tiket di agen melalui whatsapp dan pembayaran bisa dilakukan dengan transfer. Untuk harga tiketnya sendiri adalah Rp 215.000,00,-
No.kontak agen Agramas Jepara mbak Ayu |
Tampilan tiket sampul Agramas |
Sembari menunggu waktu kedatangan bus, kami sempat mencari makan dan minum di warung kopi persis di depan terminal, tidak lupa kami juga hunting bus-bus malam yang hilir mudik masuk keluar terminal.
Menunggu sembari hunting bus juga |
Bus New Shantika "Djanggo" Seri 2 Jepara-Ciledug |
Bus Haryanto "Sensation" HR-023 Jepara-Pulogebang |
Pukul 16:00 pas, bus yang di tunggu akhirnya datang juga, dengan nomor lambung HD-001 siap mengantarkan kami sampai tujuan. Tak berselang lama bus akhirnya di berangkatkan kembali dari Terminal Jepara. Selama perjalanan kami duduk ngacak karena di dalam bus banyak penumpang transitan dan diperbolehkan duduk bebas sampai Kudus. Oiya ada fasilitas apa saja di Agramas HD-001 ini?
Bus yang ditunggu akhirnya tiba |
Memiliki total 32 kursi, tiap kursi dilengkapi dengan AVOD (kecuali seat 6A 6B dekat pintu tengah), bantal plus selimut bedcover, reclining seat dengan leg rest, coffe maker di belakang seat 3A 3B, toilet di dekat pintu tengah, dan air conditioner lengkap dengan USB charger. Ruang kaki di bus ini juga termasuk sangat luas, bahkan teman saya yang tinggi badannya 170 cm kakinya masih bisa bergerak leluasa tanpa khawatir mentok dengan kursi atau sekat di depannya.
Interior bus (diambil ditengah²) |
Coffe Maker + dispenser |
Seat by Aldila with legrest, bantal & bedcover |
Panel louver AC yang dilengkapi USB charger |
Audio Video On Demand (AVOD) |
Selama dalam perjalanan bus dipacu dengan santai, beberapa kali bus juga mampir di agen sepanjang jalan raya Jepara-Kudus, sampai akhirnya jam setengah 6 sore kurang dikit bus tiba di terminal Jati Kudus. Seperti yang saya tadi katakan, disini penumpang banyak yang turun berpindah ke bus asli alias transitan. Berhenti selama 40 menit disini bisa melakukan kegiatan sholat maghrib, membeli jajanan, hingga hunting bus.
Deretan bus Agramas |
Sebuah bus Nusantara |
Sebuah bus Hiba Putra |
Deretan bus New Shantika |
Deretan bus Haryanto |
Jam 6 sore lewat, bus dengan julukan Jalesveva Jayamahe ini berangkat kembali meninggalkan terminal Kudus dan bersiap melaju di jalan raya Pantura. Baru lepas dari terminal bus digeber dengan kecepatan sampai 100 km/jam, uniknya walau sudah berlari secepat ini suasana kabin masih tetap hening tanpa ada suara glodakan. Tak lama berselang crew membagikan snack berisi roti, permen 2 buah, aqua gelas dan sachet kopi sebagai pengganjal rasa lapar. Baru berjalan belasan menit, bus masuk disalah 1 pom bensin jalan raya Kudus-Demak untuk mengisi bahan bakar. Disini bus diisi solar dan sempat lihat nomialnya sampai 1 juta lebih, ga kebayang seberapa besar kapasitas tangki bahan bakarnya, apalagi bus ini porsinya ukuran jumbo.
Isi BBM barengan sama Agramas Double Decker |
Selepas itu bus kembali melaju bersama bus-bus malam lainnya. Masuk kota Demak bus tidak mampir agen, karena okupansi kala itu full 100% jadi bus tidak mampir-mampir agen lagi. Menjelang Genuk lalu lintas sangat padat sampai Kaligawe, penyebabnya adalah kendaraan yang melambat akibat banjir dari sungai disamping jalanan. Selepas Kaligawe bus masuk jalan tol Tanjungmas-Srondol-Krapyak, disini beberapa bus malam lainnya kayak Haryanto, New Shantika dan Bejeu mudah dilalui.
Sembari menikmati macet tak lupa mencoba isi snack dari Agramas NOTE = Drink Beng-Beng cokelat hanya hiasan semata pembelian dari warung |
Menjelang Krapyak arus lalu lintas masih lancar, namun menjelang Mangkang terjadi kemacetan akibat dari proyek perbaikan jalan. Selepas Mangkang perjalanan kembali lancar sampai Kendal, namun menjelang Weleri bus masuk jalur alternatif karena menghindari kemacetan di lingkat Weleri akibat proyek perbaikan jalan juga. Di jalur alternatif tembus-tembus lewat stasiun Weleri bus terkena macet juga, untungnya kemacetan tidak terlalu parah dan bus kami kembali masuk jalur Pantura.
Pukul 9 malam lebih dikit sampailah kami di Rumah Makan Kendil Mas Gringsing, rumah makan ini bersebelahan dengan RM Menara Kudus service makannya bus Haryanto, dan disebrangnya ada RM Bukit Indah service makannya bus Bejeu dan New Shantika. Turun dari bus kami bertiga bergegas menuju tempat penukaran kupon makan, untuk lauk yang tersedia kala itu ada nasi putih, ayam goreng, sayur labu, gorengan semacam bakwan, dan sambal. Minumannya tersedia teh hangat manis. Overall kami baru pertama kali makan di RM Kendil Mas namun rasa makanannya sangat enak, bahkan untuk tehnya sendiri benar-benar pas manisnya dan benar-benar hangat airnya.
Service makan di RM Kendil Mas, Gringsing |
Parkiran depan rumah makan |
Agramas Double Decker |
Lightning DRL Jetbus3 |
Setelah makan tidak lupa foto-foto bus dirumah makan, suasananya sangat ramai karena jam kedatangan bus Muriaan dari Kudus ke Jakarta bebarengan dengan jam kedatangan bus Soloan dari Jakarta ke Wonogiri/Ponorogo, jadi tiap beberapa detik ada bus Agramas yang datang dan berangkat kembali melanjutkan perjalanannya. Jam 10 malam kurang dikit bus kami yang juga memiliki julukan Kurcaci Balap ini lepas landas dari rumah makan dan kembali bertempur melibas jalur Pantura.
Melewati tanjakan Alas Roban, Agramas HD-001 ini sangat mudah melahapnya, semua karena dukungan spesifikasi mesin bus yang memiliki tenaga 410 daya kuda yang diraih pada 1.900 rpm dan torsi raksasa sebesar 2.000 Nm pada putaran 1.000-1.350 rpm, ditambah skill driver dalam melibas trek jalur yang menanjak membuat bus terasa sangat enteng tanpa ada hambatan berarti.
Selepas Alas Roban, kecepatan bus dapat ditingkatkan, lari bebarengan dengan bus-bus malam lainnya menuju Jakarta. Namun menjelang Subah terjadi kemacetan yang disebabkan oleh suatu kecelakaan, selepas Subah lagi-lagi terjebak macet gara-gara proyek perbaikan jalan, setelah melewati sumber macet akhirnya bus yang kami naiki dapat dipacu kembali dan sampailah di kota Batang dan Pekalongan. Disini HD-001 sempat berlari bersama bus Sudiro Tungga Jaya hingga bus tersebut melesat jauh didepan dan tak terlihat lagi.
Diperjalanan beberapa kali terjebak macet dan sempat nanya ke crew berapa lama macetnya ini |
Hampir tengah malam bus masuk di Gerbang Tol Pemalang. Belum masuk gerbang tolnya sudah disambut oleh kemacetan panjang, ini disebabkan karena antrian kendaraan masuk gardu tol, maklum saat saya masuk tol ini baru saja berdinas 2 minggu kurang dan animo kendaraan terutama bus-bus malam sangat tinggi karena dapat mempersingkat waktu termpuh perjalanan.
Kemacetan menuju gerbang tol Pemalang arah Jakarta |
Selama antrian masuk tol ini saya mencoba fasilitas Coffe Maker yang tersedia di bus, saya mencoba minum bubuk kemasan cokelat memakai seduhan air panas dari dispenser, kenapa saya nggak seduh kopi? Saya tidak suka kopi karena rasanya pahit 😝
Cokelat panas |
Jam setengah 1 akhirnya terbebas dari antrian gardu tol dan mulai berlari di tol ruas Pemalang-Pejagan. Dari sini saya mulai tertidur, bangun-bangun bus berada di dekat rest area KM 229. Disini ternyata bus kami sedang menepi membantu bus Agramas BM-087 yang trouble. Entah waktu itu menujukan jam berapa dan saya kembali menarik selimut dan tertidur, bangun-bangun bus sudah berada di rest area KM 102. Disini saya hanya melek sesaat dan kembali tertidur, dan lagi-lagi terbangun saat bus ini melaju dijalanan biasa. Usut punya usut buka via Google Maps ternyata bus Agramas HD-001 ini melimpir lewat jalan raya arteri di kawasan Klari, Jawa Barat, timur wilayah Karawang.
Sang supir memilih rute ini dikarenakan ruas tol Jakarta-Cikampek di wilayah Karawang-Cikarang terjadi kemacetan yang lumayan parah. Perjalanan via jalur arteri cukup lancar, walau di beberapa tempat ada kemacetan karena pasar subuh namun dapat dilewati dengan mudah. Jam setengah 6 lebih dikit melewati daerah Tambun, salah 1 dari kami akhirnya berpisah karena dia akan turun disini.
Karena mulai ada penumpang yang turun, seat yang kosong saya rapikan dan seperti ini modelnya |
Memasuki wilayah Depsos Bekasi ada beberapa penumpang yang turun, kemudian bus berangkat kembali menembus kemacetan hingga pintu tol Bekasi Timur. Masuk tol lagi-lagi "disapa" oleh kemacetan panjang hingga simpang Cikunir, selepas gerbang tol Cikunir arah JORR barulah jalan tol lancar. Keluar di Bambu Apus bus bersiap-siap akan memasuki terminal Kampung Rambutan untuk menurunkan beberapa penumpang lagi.
Lepas terminal Kampung Rambutan jam 7 lewat 5 menit bus lanjut mengarah ke Pasar Rebo, kemudian belok kiri menyusuri Raya Bogor. Disinilah ada banyak penumpang yang turun terutama di Simpang Depok dan Cibinong. Hingga akhirnya tiba di perempatan Warung Jambu, Bogor Utara dan Agra HD-001 ini belok kiri memasuki tol lingkar Bogor, tembus-tembus Sentul masuk ke tol Jagorawi, dan keluarlah di gerbong tol Bogor.
Melewati Cibinong |
Pemandangan gunung Gede + Pangrango |
Melaju cepat di tol Jagorawi |
Keluar tol bus melewati daerah Baranangsiang, belok kiri menyusuri jalan raya Tajur, dan tepat pada pukul 9 pagi lebih 10 menit sampailah di tujuan akhir yaitu terminal Ciawi. Turun dari bus langsung foto-foto suasana terminal dan manuver bus yang kami tadi naiki untuk parkir kembali. Setelah selesai semuanya tak lupa ngobrol sama crew bus HD-001, bahkan kami ditawari untuk masuk kedalam bus lagi buat sekedar foto-foto.
Manuver HD-001 yang akan parkir setelah tiba di Ciawi |
Bersebelahan dengan bus Haryanto dari Bojonegoro |
Beberapa saat ditemani oleh bus Gunung Harta yang baru sampai Ciawi dari Blitar |
Selesai semuanya kamipun bergegas mencari makan, dan tepat di pintu masuk ada sebuah pedagang mie ayam plus bakso dengan harga Rp 13.000,00,- plus teh tawar. Untuk rasa mie nya sangat enak, apalagi daging ayamnya cukup banyak namun memiliki tekstur tebal dan gurih. Benar-benar recomended buat kamu yang mau makan mie ayam disini.
Mie ayam depan persis pintu masuk parkiran bus Ciawi |
Selesai makan saya bersama teman saya akhirnya balik menuju Jakarta dengan menaiki bus komuter Agramas ex APTB relasi Bogor (Ciawi)-Jakarta (Pasar Senen) via UKI Pramuka Salemba dengan tarif Rp 16.000 flat. Kami turun di Kramat Sentiong, teman saya langsung balik kerumahnya di Gang Sentiong dengan berjalan kaki dan saya melanjutkan perjalanan dengan naik bus Transjakarta menuju Kemayoran. Akhirnya mendarat dirumah masing-masing pukul 12:50 dan 13:30.
Kesimpulan =
Dengan waktu tempuh 17 jam lebih 5 menit kenyamanan yang diberikan sungguh terasa, sangat worth it dengan harga Rp 215.000,00,- sudah mendapatkan fasilitas demikian, bahkan bisa menjadi rival PO sebelah berkelir hitam yang juga memiliki fasilitas yang sama. Namun Agramas memiliki keunggulan tambahan yaitu memiliki fitur AVOD, yang menjadikan Agra tronton ini pemain tunggal bus Muriaan dalam memberikan perangkat hiburan. Soal kecepatan bus ini bisa menjadi pilihan, cepat tapi tidak ngebut, dan rasanya masih nyaman tanpa suara gradak gruduk. Untuk kursi secara ukuran cocok buat berbagai jenis variasi tubuh, karena kursinya sendiri berukuran agak besar dan bahan kulit yang dimiliki lumayan empuk, ditambah ruang kaki juga sangat lapang karena formasi jarak antar kursi dibuat renggang.
Dengan waktu tempuh 17 jam lebih 5 menit kenyamanan yang diberikan sungguh terasa, sangat worth it dengan harga Rp 215.000,00,- sudah mendapatkan fasilitas demikian, bahkan bisa menjadi rival PO sebelah berkelir hitam yang juga memiliki fasilitas yang sama. Namun Agramas memiliki keunggulan tambahan yaitu memiliki fitur AVOD, yang menjadikan Agra tronton ini pemain tunggal bus Muriaan dalam memberikan perangkat hiburan. Soal kecepatan bus ini bisa menjadi pilihan, cepat tapi tidak ngebut, dan rasanya masih nyaman tanpa suara gradak gruduk. Untuk kursi secara ukuran cocok buat berbagai jenis variasi tubuh, karena kursinya sendiri berukuran agak besar dan bahan kulit yang dimiliki lumayan empuk, ditambah ruang kaki juga sangat lapang karena formasi jarak antar kursi dibuat renggang.
Kressan HD-001 "Jalesveva Jayamahe" HD-002 "Northern Troops" |
Add caption |
Persaingan antar PO bus dalam meberikan kenyamanan terus dilakukan agar dapat memikat hati penumpang. Dan Agramas salah satunya yang mencoba hal ini, hasilnya terbukti benar-benar menarik minat penumpang hingga saya mau mencoba lagi karena ketagihan 😁 Semoga Agramas tetap mempertahankan kenyamanan yang diberikan dan menjadi salah pilihan terbaik perjalanan bus malam lintas Bogor-Jakarta-Kudus-Jepara atau sebaliknya.
Catatan waktunya =
Catatan waktunya =
16:05 Jepara
16:28 Ngabul
16:42 Pecangaan
16:57 Mayong
17:15 Lingkar Barat 07 Jetak
17:26-18:06 term Jati Kudus
18:20-18:26 ngepom
18:42 Demak
19:15 Genuk
19:28 Kaligawe masuk tol
19:44 Krapyak keluar tol
20:12 Mangkang
20:32 Kendal
20:55 Stasiun Weleri
21:07-21:52 RM Kendil Mas
22:34 Subah
23:11 Batang
23:26 Pekalongan
23:59-00:30 GT Pemalang
03:28 km 102
04:18 Klari
05:13 Cikarang
05:37 Tambun
05:53 Bulak Kapal
06:44 GT Cikunir
07:05 Kp Rambutan
07:40 PAL Depok
08:00 Simpang Depok
08:14 Cibinong
08:33 Pomad
08:42 Tol Lingkar Bogor-Sentul-Jagorawi
08:54 Baranangsiang
09:10 Ciawi
16:28 Ngabul
16:42 Pecangaan
16:57 Mayong
17:15 Lingkar Barat 07 Jetak
17:26-18:06 term Jati Kudus
18:20-18:26 ngepom
18:42 Demak
19:15 Genuk
19:28 Kaligawe masuk tol
19:44 Krapyak keluar tol
20:12 Mangkang
20:32 Kendal
20:55 Stasiun Weleri
21:07-21:52 RM Kendil Mas
22:34 Subah
23:11 Batang
23:26 Pekalongan
23:59-00:30 GT Pemalang
03:28 km 102
04:18 Klari
05:13 Cikarang
05:37 Tambun
05:53 Bulak Kapal
06:44 GT Cikunir
07:05 Kp Rambutan
07:40 PAL Depok
08:00 Simpang Depok
08:14 Cibinong
08:33 Pomad
08:42 Tol Lingkar Bogor-Sentul-Jagorawi
08:54 Baranangsiang
09:10 Ciawi