Pameran kendaraan niaga GIICOMVEC 2018 |
Pada awal bulan ini digelar pameran kendaraan niaga yang bernama Gaikindo Indonesia Internasional Commercial Vehicle Expo yang berlokasi di Jakarta Convention Center di Senayan. Di pameran ini kendaraan niaga yang ditampilkan adalah bus, truk, dan mobil van yang digunakan sebagai sarana perantara seperti angkutan logistik atau semacamnya.
Kali ini kita akan ngebahas unit-unit bus yang dipamerkan pada acara yang berlangsung selama 4 hari dari tanggal 1-4 Maret 2018 ini. Apa sajakah bus yang dipajang? Berikut liputannya :
Salah 1 dari 4 bus demo yang dipamerkan diluar hall. Jetbus Jumbo besutan karoseri Adiputro |
Di bagian luar terdapat 4 bus demo yang diperlihatkan secara umum. Ke 4 bus tersebut antara lain 1 van (atau microbus atau semacamnya), 1 bus BRT Transjakarta, 1 bus pariwisata, dan 1 bus listrik.
Bus Transjakarta Karoseri Laksana bodi Cityline2 |
Bus Pariwisata PO Titan Nirwana Karoseri Gunung Mas bodi Zeppelin G3 HDD |
Bus listrik Maxvel E-Bus Karoseri Restu Ibu bodi Metro Trans Mohon maaf foto beserta model |
Bagian belakang bus listrik |
Selain foto dari luar, pengunjung juga boleh masuk kedalam bus. Sayang dalam liputan ini saya hanya masuk pada bus BRT dan bus pariwisata saja.
Konfigurasi seat 2+3 dgn total 59 tempat duduk |
Seat buatan Aldila |
Ruang kemudi Zeppelin G3 HDD |
Format seat standar keluaran Transjakarta terbaru |
Kursi campuran (biru) dan kursi prioritas (merah) |
Daleman Maxvel E-Bus yang hanya bisa difoto dari luar |
Pindah kedalam, pengunjung yang akan masuk ke pameran terlebih dahulu mengisi formulir. Walau registrasi, masuk pameran ini GRATIS, jadi tidak perlu mengeluarkan uang sama sekali. Setelah registrasi langsung menuju pintu masuk hall A, dan bus pertama yang kita lihat adalah bus listrik besutan PT Mobil Anak Bangsa (MAB). Bus dengan warna dominan biru ini sasis rangkanya murni dirakit di dalam negeri, jadi kita sebagai Warga Negara Indonesia bangga atas karya yang dibuat oleh putra dan putri bangsa ini.
Electric bus Mobil Anak Bangsa New Armada E-Bus MD255-XBE1 |
Interior bernuansa biru dengan lintang besi dan handgrip berwarna kuning |
Desain kursi ergonomis nan nyaman Sayang belum reclining seat Mohon maaf foto beserta model |
Bagaimana dengan spesifikasinya? Berikut penjabarannya :
Spesifikasi Utama
Nama Produk = E-Bus 12 Meters
Seri Produk = MD255-XBE1
Kecepatan maks = 70 km/jam
Penggunaan daya = 250 km sekali ngecas full
Lama ngecas = 3 jam (0-100%)
Kapasitas penumpang = 60 orang
Motor
Seri = HYYQ 800-1200
Tipe = Electrical Motor PMSM (Permanent Magnetic Synchronous Motor)
Tenaga = 268 dk
Torsi = 2.400 Nm
Baterai
Tipe = LiFepo (Lithium Ferro Phosphate)
Tegangan = 576 V 450 Ah
Kapasitas = 259,2 kwh
Berat = 2.290 kg
Panel instrumen beserta perangkat lainnya di dashboard |
Berjalan kedepan lagi terdapat booth dari salah satu karoseri terkemuka di Indonesia, yaitu booth Adiputro. Disini ada 3 unit variasi Jetbus yaitu 2 Jetbus Jumbo dan 1 Jetbus bigbus milik PO Pandawa 87. Dikalimat terakhir kita akan ngebahas dikarenakan selain menjadi unit yang laris manis dipasaran, unit ini juga sukses mengundang pengunjung terutama bismania untuk berfoto.
Bagaimana tidak, beberapa minggu lalu sempat trending foto spyshot Jetbus model seri ke 3 keluar dari karoseri Adiputro Wirasejati di Malang, Jawa Timur. Jetbus 3 ini memiliki perbedaan pada desain lampu depan (headlamp) dan lampu belakang (stoplamp), ditambah desain kisi-kisi mesin belakang juga lebih simpel namun lebih banyak. Selebihnya semua sama seperti pendahulunya, cuma untuk topi pada variasi HDD kini melintang lurus setelah model sebelumnya berbentuk agak melengkung.
new setra Jetbus HDD3+ |
New headlamp. Kedap-kedip lampu seinnya mirip dengan mobil Lexus/Audi |
Stoplamp yang berubah lebih besar |
Interior tidak banyak yang berubah |
Aldila seats. Mengikuti warna eksterior, kursi juga diberi sentuhan warna hijau |
Oiya, selain karena faktor muka baru, bus yang berwarna dominan hijau ini juga memiliki keunikan yang lain. Kalau kamu lihat disisi samping kacanya tertulis Mercedes Benz OH 1626 Automatic Transmission. Ya, artinya bus ini tidak memiliki pedal kopling dan juga tidak ada tuas persneling sama sekali. Dengan transmisi ini supir bus hanya perlu menginjak pedal gas dan rem saja.
Stiker penanda bahwa bus ini bertransmisi otomatis |
tidak adanya tuas persneling membuat alur masuk-keluar bus menjadi leluasa |
Transmisi otomatis merk Allison Foto : Ikko Haidar Farozy |
Tepat disebelah booth Adiputro terdapat booth Laksana. Di booth ini bus yang dipamerkan adalah kelas tertinggi di segmen bigbus dan medium bus mereka, yaitu Laksana new Legacy SR2 XHD Prime milik PO Putera Mulya dan Laksana all new Tourista milik PO Fajar Transport. Sedikit keunikan pada all new Tourista banyak orang menganggap bahwa bus ini adalah versi kecil dari Legacy SR2 karena desain eksterior yang sangar dan ga beda jauh sama "saudara besarnya".
Laksana new Legacy SR2 XHD Prime Scania K360iB Opticruise Transmission |
Edisi 2 tahun Pumas hadir kepada masyarakat dengan menggunakan livery anyar |
Laksana all new Tourista Mercedes Benz OF 917 |
Beralih ke interiornya...
Interior SR2 XHD Putera Mulya |
Kursinya dilengkapi dengan leg rest, disamping kursi terdapat power plug-in untuk ngecas handphone |
Interior all new Tourista Fajar Transport |
Seat buatan Rimba Kencana |
Ruang kemudi OF 917 |
Dari booth Laksana berikutnya pindah dari hall A ke hall B. Disini merk-merk truk dunia ditampilkan dengan meriah seperti Mercedes Benz, Mitsubishi Fuso, Iveco, UD Trucks, Isuzu, Hino, dan Volvo. Diantara booth tersebut ada booth Agen Pemegang Merk United Tractors yang memegang merk Scania dan UD Trucks.
Disini ditampilkan salah 1 bus yang cukup menyita perhatian pengunjung, ternyata bus yang dipamerkan adalah Laksana new Legacy SR2 XHD Prime Special Edition milik PO Siliwangi Antar Nusa (SAN) dengan sasis Scania K410iB triple axle Opticruise Transmission.
Laksana new Legacy SR2 XHD Prime Special Edition PO SAN |
Adakah yang aneh dari foto ini? |
Bus dengan livery perak dengan selendang plus 3 buah pohon Sawit ini memiliki keunikan pada topinya. Pada umumnya bentuk topi SR2 XHD melintang lurus, di armada ini topinya agak melengkung kebawah. Saya agak sulit menjelaskan perbedaan view pandangan keluar dari SR2 XHD Special Edition dengan SR2 XHD biasa, tapi melalui foto-foto berikut semoga bisa melihat perbandingan secara jelas. Tambahan : foto perbandingan dilakukan saat posisi duduk dan arah lensa kamera sejajar dengan pandangan mata.
SR2 XHD Special Edition |
SR2 XHD biasa Foto : Ikko Haidar Farozy |
Beralih ke interior, karena bus ini sendiri lumayan panjang, kapasitasnya menjadi melar. Total 54 tempat duduk plus toilet ditengah dan smoking room dibelakang.
Panjannggg.... |
Kursi buatan Aldila |
Seat baris depan Mohon maaf foto beserta model |
Bergeser ke booth berikutnya, bertemu unit bus Transjakarta yang sama dengan diluar pameran. Yaitu Laksana Cityline2 dengan sasis Volvo B11R. Sasis Volvo terakhir dijual di tanah air adalah tipe B7R sekitar tahun 2000an dan PO yang saat ini masih memakainya adalah Metropolitan, Purwo Widodo (purna tugas), Harapan Jaya (sold out), Dewi Sri, dan lain-lain. Setelah vakum dari pasar otomotif bus, kini Volvo kembali berkecimpung walau untuk sekarang baru Transjakarta yang membeli sasis asal Swedia ini.
Laksana Cityline2 Transjakarta Mohon maaf foto agak nyepam |
Sasis B11R pertama untuk sistem BRT Jakarta |
Interior sama dengan unit yang dipajang diluar hall pameran |
Tempat duduk belakang |
Karena sasis bus ini sedikit berbeda dari teman 1 negaranya, Scania K310iB, terjadi perbedaan terutama pada baris belakangnya yang kini bertambah 1. Di folding seat area prioritas, saat ada pengguna kursi roda folding seat dapat dilipat untuk memberi ruang untuk kursi roda. Lalu bagaimana dengan sandaran disebelahnya? Sandaran gede yang tegak tersebut digunakan sebagai sandaran pengguna kursi roda.
Folding seat di area priortas |
Spesifikasi sekilas
Nama = Volvo B11R-370 6x2
Seri mesin = D11A Euro 3
Tipe mesin = 10,8 Liter, 6 silinder segaris dengan turbocharger
Kapasitas = 10.800 cc
Tenaga maks = 370 dk/1.600-1.900 rpm
Torsi maks = 1.770 Nm/1.000-1.400 rpm
Puas main di dalam hall, kita beranjak keluar hall, tepat dibalik hall B terdapat kendaraan demo yang dipajang juga, kali ini didominasi oleh truk-truk besar. Namun dipojok belakang ada 1 bus yang benar-benar paling nyentrik diantara truk-truk tersebut. Setelah didekati ternyata ada bus tingkat milik PO Pandawa 87 dengan bodi besutan karoseri Adiputro new setra Jetbus SDD2+ dibalut dengan sasis Mercedes Benz OC500RF 2542.
Tidak hanya sampai disitu saja. Setelah selesai foto-foto saya masuk kedalam bus, tepatnya di dek bawah, kita dapat menemukan suasana yang berasa seperti Kereta Wisata (Kawis) sewaan seperti Bali/Toraja/Nusantara/Imperial/Priority milik PT Kereta Api Indonesia. Terdapat 2 buah sofa, 1 LCD TV, 1 sleeping bed, serta terdapat laci yang berada diatas ban sebelah kanan bus.
2 unit sofa plus LCD TV |
Sleeping bed |
Beralih ke dek atas, tempat duduknya membentuk deretan seperti di restoran, dengan meja di tengah antara 4 kursi. Tepat diatas lorong terdapat atap kaca yang bernama panoramic roof, dimana saat kita menaiki bus ini kita dapat melihat pemandangan langit diatas kita. Terutama pada malam hari yang cerah kita bisa melihat rasi bintang.
Dek atas plus panoramic roof |
Entah mirip meja di restoran atau di kantor. Terdapat cup holder di pojok meja |
Oiya, satu lagi yang ketinggalan. Selain menyajikan bus-bus tadi, dipamerkan juga sasis utuh bus-bus dimana sasis ibarat tulang manusia, yang membentuk struktur badan secara utuh.
Sasis Mercedes Benz O500RS 1836 |
Sasis Hino RN285 transmisi otomatis |
Sasis yang baru hadir di Indonesia Mercedes Benz OF 1623 mesin depan |
Dari ketiga sasis tersebut, sasis Hino RN285 Automatic Transmission dan Mercedes Benz OF 1623 yang cukup menarik perhatian terutama bismania. Karena Hino RN285 versi tanpa pedal kopling ini kemungkinan besar akan menghadapi rivalnya yang terlebih dahulu memiliki transmisi pintar satu ini. Apalagi Hino RN285 termasuk bus dengan mesin yang lebih bertenaga dari lawannya.
Bagaimana dengan Mercedes Benz OF 1623? Sasis ini baru diperkenalkan di Indonesia pada awal 2018 dan entah apakah sasis ini sudah dijual ke khalayak umum? Karena di segmen bisbus bermesin depan, sasis asal negeri Sakura dengan kode AK8 tersebut masih melenggang bebas tanpa lawan. Apakah ini pertanda persaingan sehat bus-bus di Indonesia mulai menggeliat? Kita tunggu saja semuanya itu, biar waktu yang menjawab semua pertanyaan kita.
Demikian seluruh isi liputan pada acara GIICOMVEC 2018 di JCC Senayan pada tanggal 1-4 Maret 2018, mohon maaf jika banyak mengalami kekurangan dan kesalahan. Semoga dunia perbusan di Indonesia makin maju, makin laris, dan makin dipercayai oleh masyarakat Tanah Air
Judi Online
BalasHapus